Langsung ke konten utama

#RandomReview - Assassination Classroom

Seperti yang sebelumnya kubilang, RandomReview bakal tetap ada, tetapi tidak dijadwalkan waktunya.

Assassination Classroom, atau bahasa jepangnya: Ansatsu Kyoushitsu. Aku bingung mau review filmnya atau manganya..

Oke, kita mulai dari filmnya aja dulu, ya, karena aku pertama  kali tau dari film live actionnya yang baru-baru ini tayang di bioskop.

Gini poster filmnya
Jadi gini, awalnya aku sedang asyik melihat home ask.fm-ku. Scroll, scroll terus, sampai gak sengaja ngeliat ada gambar iklan film gitu. Aku gak tau siapa yang masang, yang jelas itu bukan orang yang aku follow di ask.fm. Baru liat sekilas aja udah tertarik, akhirnya kulihat sinopsisnya. Makin tertarik, walau katanya filmnya gak sebagus yang di manganya, tapi aku penasaran, soalnya kayak lucu gitu makhluk berkepala kuningnya (kan awalnya aku gak tau itu apa)

Kutonton deh. Tapi gak di bioskop. Di mana lagi selain di internet? Hehe. Gak baik sih sebenernya, tapi, ah.

Kutonton sampe habis.

NAJIS. NAJIS TRALALA. SAYUR ASEM JAHE LENGKUAS! FILMNYA SERU. Sampe kuulang-ulang. Buset. Kesel ah. Seru banget  filmnya. Kayaknya emang seleraku tuh Jepang banget. Walau pandanganku cuma tertuju ke 'Koro-sensei' tapi, AH. Koro-senseinya lucuu kocak gitu aaaa bcde.




Filmnya tuh tentang bulan yang tiba-tiba 70%nya hancur, jadi kita hanya bisa melihat bulan sabit sepanjang hidup kita. Datanglah sosok yang menghancurkan bulan itu. Makhluk warna kuning berbentuk gurita, yang kepalanya seperti emoticon-emoticon gitu. Dalam cerita itu dia akan menghancurkan bumi pada tahun depannya, yaitu bulan Maret.

Ada suatu permintaan makhluk penghancur bulan yang memiliki kekuatan di luar kewajaran manusia dan ilmu pengetahuan tersebut. Apa? Sebelum menghancurkan bumi, ia meminta untuk menjadi guru kelas E di sekolah elite Kunugigaoka. Alasan mengapa ia ingin melakukannya tidak diketahui. Tidak ada pilihan lain, pemerintah Jepang memperbolehkannya dengan syarat tidak melukai murid sedikit pun. Disetujui. Siapa saja yang berhasil membunuh monster berkecepatan yang setara dengan mach 20 itu, akan mendapatkan uang sebesar 10 MILIAR YEN! Berapa tuh kalau dirupiahin.

Kelas E dari Kunugigaoka dikenal sebagai kelas "End", kelas yang tidak ada harapan lagi, atau sama saja dengan kelas buangan. tambah lagi, tempat belajar mereka bukanlah di sekolah, melainkan di atas gunug di dalam sebuah gubuk. Sungguh dibedakan.

Awalnya mereka bertanya-tanya mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Mendengar imbalan yang akan diberikan, mereka akhirnya pun semangat. Sangat semangat untuk membunuh monster ini. Mereka kelas E, dan mereka bertugas untuk membunuh guru mereka, makhluk yang akan menghancurkan bumi.

Karena katanya monster ini tidak memiliki nama, akhirnya para murid menamainya dengan "Koro-sensei" dari kata Korosenai yang artinya tidak dapat dibunuh. Ya, serangan sebanyak apa pun yang bertubi-tubi, Koro-sensei dapat dengan mudah mengindari serangan-serangan tersebut. Bahkan ketika menghindar, ia bisa sambil melakukan hal lain seperti merapihkan alis, merapihkan kuku, minum teh, dan sebagainya. Kocak. Mungkin kalau aku yang cerita aja kesannya tidak lucu, tapi ketika kalian menonton atau membaca langsung, pasti lucu.

Dapatkah mereka membunuh guru itu? Aku gak mau nge-spoiler kalian. Tonton aja.

Karena semakin tertarik setelah menonton live actionnya, aku berniat untuk membaca komiknya. Nih, kuceritain dari awal, ya.

Awalnya aku sedang ke Gramedia, dengan tujuan bukan untuk membeli buku, melainkan alat gambar. Tanpa sengaja, aku melihat poster Assassination Classroom yang baru saja kutonton. Waw, ternyata masih ada di bioskop. Aku lihat di rak yang terdapat poster tersebut, wah, ada komiknya juga. Kulihat sebentar. Bagus model covernya. Modelnya tuh ekspresinya Koro-sensei. Awalnya sih aku gak berniat beli karena kulihat tipis banget, dan harganya Rp.20.000,- Tidak ingin menghabiskan uang jadi aku pulang saja.

Dengan perasaan sangat gundah dan gelisah, aku terus memikirkan komik itu. Soalnya seingatku itu stoknya sudah tinggal sedikit. Gimana kalau ketika aku ke sana lagi komiknya sudah habis, harus menunggu sampai berbulan-bulan. Apa lagi setelah kulihat di toko buku online, stok yang volume pertama tidak tersedia. Panik lah. Kalau mau koleksi tuh enaknya berurutan, terutama yang pertamanya. Akirnya tanpa pikir panjang, aku meniatkan diriku untuk kembali ke Gramedia besoknya dan menghitung jumlah uang yang akan kukeluarkan. Oke, demi koleksiku.

Komik Assassination Classroom-ku. Ehe.
Alhamdulillah ADA. YES. Volume 1 sampai 4. Bukan yang lainnya sudah habis, tapi memang belum terbit yang terjemahan Indonesianya. Padahal di Jepang sudah sampai volume 13an lebih! Perbedaan, oh perbedaan. Langsung kubeli. Selain itu ada komik lain yang kubeli, Yotsuba dan Shinchan. Tapi yang kujelaskan sekarang ini jelas tentang Assassination Classroom.

Najis, yang niatnya kuiritin bacanya, jangan langsung semua, ini malah gak bisa. Sama sekali gak bisa. Ini komik asik banget menurutku. Koro-senseinya kocak, konyol, dan berbagai K lainnya. Jangan mikir yang aneh-aneh. Kalau aku ada di kelas E itu, aku malah gak terlalu berambisi untuk membunuhnya, dia jadi guru enak banget!

Nih, coba bayangin aja, dia bisa keluar negeri dengan kecepatan mach 20nya hanya dengan waktu yang singkat. Sekitar 10 menitan. Gak nyampe sehari! Jadi tinggal terbang aja. Nonton, beli makanan khas negara lain, tinggal terbang a-j-a. Dengan kemampuan supernya tersebut, ada salah satu atau beberapa muridnya yang ia ajak untuk memperdalam pelajaran Inggrisnya, dengan pergi ke London! IH! Terus, ada lagi murid yang ingin ikut nonton film terbaru yang belum ada di Jepang, jadi nontonnya ke Hawai, trus diajak!

Koro-sensei ibaratnya guru yang profesional banget, lah! Mengerti kemampuan muridnya, jadi setiap ujian, ia bikin soal yang berbeda-beda untuk muridnya, sesuai kemampuan muridnya. Kalau ada PR, selalu dikasih note, serta gambar.

Semoga kalian gak bosen baca kesenanganku ini.

Lanjut ya.

Koro-sensei bukan guru yang galak, tetapi bukan juga guru yang terlalu santai. Bisa menyesuaikan, lah. Tapi, dalam komik, ada kejadian ia sangat marah (aku gak mau ceritain, kalian baca aja :3), terus pada akhirnya ia malu. Coba kenapa? Karena katanya ia adalah tokoh komedi dalam cerita ini :v. Koro-sensei membangun imejnya yang menyenangkan untuk menjadi guru. Entah mengapa.

Walau di internet telah tersedia sampai 160an chapter (kalau dari komik yang kubaca, aku berarti baru membaca sampai chapter 34), tetapi aku berusaha tidak ingin membacanya di internet. Aku ingin membeli komiknya langsung saja. Aku merasa akan lebih menghargai usaha Yusei Matsui (komikusnya) dan, rasanya lebih enak dan lebih kocak kalau dengan bukunya langsung menurutku sih. Karena kan bahasanya sudah benar-benar tertata dengan rapi.


Mungkin menurut kalian dari reviewku senang-senang saja, tapi tetaplah ingat bahwa ceritanya adalah tentang tugas membunuh Koro-sensei, sang makhluk yang akan menghancurkan bumi, jadi pasti akan ada banyak sekali konflik. Apa lagi mengenai siapa sebenarnya si Koro-sensei ini.

Oh ya, sudah kusinggung, kan, soal covernya. Nah, selain dari cerita Assassination Classroom yang kusuka, tapi dari segi judul setiap chapter juga sangat kusuka, simpel. Jadi semua, SEMUA chapternya berjudul dengan adanya kata-kata yang sama, yaitu kata "Waktu". Contohnya Waktu untuk membunuh", "Waktu untuk kejutan", "Waktu untuk dada" (beneran ada), dan masih banyak lagi, yang jelas diawali dengan "waktu". Dalam terjemahan bahasa lain juga intinya sama.

Menurutku, dari komik/cerita ini, bisa menjadi inspirasi untuk para guru, bagaimana menjadi guru yang asik, maksudku, yang super asik. Banyak hal yang dapat kita pelajari. Ada beberapa bagian yang ketika kubaca, aku jadi, "Oh iya, ya, Bener juga, sih". Aku suka cara berpikir logis para karakter di Assassination Classroom.

Sekian reviewku. Semoga bermanfaat dan membuat kalian menjadi tertarik juga. Kuharap kalian tidak muak, karena ini memang sungguh panjang. Mungkin yang terpanjang kedua setelah postku yang berjudul "Satanic" yang tentunya hanyalah copy-paste. Hah, aku bersedia menunggu sampai berbulan-bulan untuk menunggu terbitan selanjutnya. Melatih kesabaranku juga. Ehe. Sampai jumpa.

"Kami adalah pembunuh. Sasaran kami adalah... Pak Guru." 

- Assassination Classroom

Tunggu, yang mau lihat cuplikan komiknya. Plus trailer live actionnya.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Deskripsi - Nasi Goreng di UPJ

Sering kali aku menyantap nasi goreng di kantin UPJ. Aku selalu memesannya dengan keterangan yang sama, yaitu pedas dan telurnya didadar. Nasi goreng tersebut diantarkan ke meja tempatku duduk. Kulihat nasi goring dengan ukuran nasi yang pendek-pendek seperti nasi pada umumnya. Warna nasinya coklat kemerah-merahan. Di atas permukaann nasinya terdapat telur dadar yang berbentuk bulat, pipih, dan melebar yang berwarna kuning. Permukaan nasi goreng dan telur tersebut ditutupi oleh banyaknya serpihan kerupuk yang tertata secara acak, dengan dua warna yaitu merah dan putih atau yang namanya kerupuk merah dan emping. Asap yang terrpancar di atas nasi goreng menyatakan makananku masih panas, maka sebelum memasukkannya ke mulutku, aku harus meniupnya terlebih dahulu. Aroma dari rempah-rempah khas Padang membuatku tak sabar menyantapnya. Serpihan kerupuk yang renyah, nasi yang pedas dan telur yang gurih memadukan rasa yang sangat cocok. Aku menyantapnya dengan lahap dan fokus kepada makanank...

#RandomReview - The Gamer

Kawan, sudah saatnya Random Review. Kali ini lagi-lagi tentang manga, hehe gakpapa ya. Soalnya lagi addicted banget sama manga ini. Seperti biasa, kuceritakan dulu awal mulanya aku menemukan manga ini.

Tugas Kuliah Bahasa Indonesia - Perkenalan Diri

Halo semua, perkenalkan nama saya Talitha Marcella Nanda Rindy . Panjang ya namanya? Kata orang-orang sih itu gabungan dari 4 nama. Tapi dipanggilnya singkat aja kok, “ Talitha .” Dulunya saya dipanggil Litha, tapi sejak masuk SMA, kan pada tahunya nama depan saya Talitha, karena saya malas untuk memperkenalkan nama panggilan saya, jadi biarlah dipanggilnya sesuai nama depannya saja. Saya lahir di Jakarta, 3 Desember 2000. Kalau hanya dilihat tahunnya, saya seperti telat masuk sekolah atau ketuaan di angkatan saya (rata-rata lahir tahun 2001). Namun lihatlah bulannya kawan, itu tuh akhir tahun, jadi ya.. nanggung-nanggung gimana gitu lah . Sekarang saya tinggal di daerah Pamulang, tepatnya di perumahan Vila Dago, lebih detailnya lagi saya gak mau kasih tau, hehe. Kalau sudah urusan tempat tinggal, total sampai sekarang saya sudah pindah 3 kali. Awalnya saya lahir di Kebayoran Lama. Pada tahun 2005 saya pindah ke BSD, di perumahan Puspita Loka. Lalu 10 tahun kemudian, ru...