Karena bingung mau ceritain apa, jadi aku ceritain kegiatan hari ini aja deh ya.
Sabtu. Sekolah. Ya, hari sabtu disuruh sekolah. Untung gak disuruh belajar.
Jadi aku mengikuti acara yang disebut Pasar Sore . Sejenis pentas seni bertema "kudusada" atau apa aku lupa, maafkan aku. Dari dulu Al-Fath memang selalu menyelenggarakan acara Pasar Sore setiap 2 tahun sekali. Gak tau kenapa disebut pasar sore, mungkin tempat acaranya bakal dipenuhi dengan berbagai makan layaknya pasar, kemudian dilaksanakannya sore-sore. Hm, bisa bisa.
Ini pertama kalinya aku ikutserta dalam acara ini. Yah, walaupun malas, tapi ini tahun terakhirku di Al-Fath, gak ada salahnya, lah, ngoba sekali-sekali. Takut nyesel.
Kenapa hari ini masuk? Ya untuk latihan. Ini gladi kotornya. Latihan bareng Al-Fath Cirendeu. untunglah mereka yang datang ke BSD. Kalau tidak... berarti, kita yang ke sana. Y.
Masuknya udah berasa kayak sekolah biasa, dateng jam 8, pulang jam 3 sore. Berhubung aku gak terlalu rajin, ditambah lagi tidur adalah kenyamanan yang luar biasa, aku bangun jam 8 pagi. Ya. Telat. Bodo. Amat. Bodo.
Awalnya udah kebangun sih jam 7, cuma tidur lagi. Aku lupa kalau hari ini ada latihan yang mengharuskan aku untuk datang ke sekolah. Pagi-pagi pula. Jadi tidur lagi. Sip. Mandi, sarapan. Sip. Akhirnya aku baru berangkat jam 9.
Untung sampai sana aku gak di tindas, hujat, caci maku, hina, keroyok, atau tindakan menyakitkan hati dan fisik lainnya. Untung.
Aku mencari-cari keberadaan temanku. Huh, rame sekali sih ini. Rasanya lebih rame dari sekolah pada hari biasa. Wau. Ternyata teman-temanku sudah pada kumpul dengan grup pentasannya masing-masing. Aku kan nanti akan tampil gamelan. Temanku ada yang tari Jawa, modern, udah sih itu aja. Kalau adik kelas sih lebih beraneka ragam lagi. Ada yang biola, teater, tari merak, udah sih.
Oke, gak berapa lama aku sampai, langsung dipanggil, gamelan BSD untuk bersiap di tempat masing masing, karena akan segera tampil. Aku bagian yang memainkan alat bernama jengglong. Ingat, jengglong, bukan jenglot. Jengglong adalah alat berbentuk.. piringan mirip bonang tetapi lebih besar. Gamelan BSD memainkannya bareng dengan perkusi BSD juga. Bagus kataku, meriah. Aku jadi ingin masuk perkusi juga, tapi gimana ya. GPP. Kami tampil ke-2 kalo gak salah, setelah vokal.
Baguslah masih di awal-awal. Ehe. Soalnya, biasanya penonton masih bersemangat dan serius ngeliatin pas masih awal-awal. Mulai pertengahan tuh udah rada gimana gitu. Mungkin ngantuk, kebelet mengeluarkan feses, kebelet ngerokok, laper, kedinginan, kepanasan, dll. Gak tau semua orang gitu, atau aku doang.
Tapi, untuk pentas kali ini, kalau aku yang jadi penontonnya, mungkin aku gak akan cepat bosan. Menurutku ini sudah bagus sekali. Di sini yang tampil tidak hanya murid, para guru juga ikut tampil. Itu digabung lho. Semua tampilan bagus sama rata. Musiknya jugang mendukung.
Latihan. Di lapangan. Di bawah teriknya sinar matahari. Untung aku gak pakai baju hitam, tapi pakai baju biru tua. Sama aja sih. Nih ya, keringatku kalau diperas mungkin akan membantu musibah kurangnya air di Afrika. Atau bisa bikin hujan untuk Riau. BANYAK. Tapi, asik. Beneran deh. Aku suka gamelan. Aku suka alat musik yang cara memainkannya tuh dipukul. Dulu aku ikut les piano sejak TK, hingga SD kelas 2 atau 3 gitu. Tapi, berhubung aku bosan dan tidak suka dan bosan dan memag tidak terlalu minat, akhirnya aku keluar. Aku sebenarnya dulu menyukai drum. Tapi entah mengapa dulu aku tidak diperbolehkan ikut les drum. Mungkin dulu masih terlalu kecil. Jadi gak bisa mukul. Ehe.
Yang tertulis selesai sampai jam 3, ini aku pulang jam 2 kurang. Karena bagian latihanku tidak ada lagi. Menurutku, latihan gamelan masih kurang. Terutama gongnya. Tidak terdengar karena memukulnya dengan ragu-ragu. Selebihnya sepertinya sudah bagus. Oh! Harusnya piringan jengglongku ada yang diganti. HARUSNYA. Tapi ini tidak diganti-ganti. Padahal suaranya sangat menyakitkan telinga dan hati dan pikiran. Makanya katika aku memukul di nada itu, aku tidak memukulnya dengan keras. Berisik. Mana lumayan banyak lagi yang pakai nada itu.
Untuk kostum, alhamdulillah dapat dari sekolah. Kebaya warna putih dengan bawahan rok batik. Yes. Gak perlu susah payah nyari atau beli. Padahal dipakai cuma sekali
Aku gak langsung pulang ke rumah, ke Teras Kota dulu untuk membeli komik Yotsuba, dan apa gitu yang menarik. Oke. Gak ada yang menarik. Mana aku kebelet BAB pula. Jadinya aku cuma membeli komik Yotsuba jilid 2 dan 3.
Tuh kan. Untung beberapa minggu lalu sudah kubeli jilid 1-nya, karena hari ini sudah tidak ada! Assassination Classroom juga cuma ada jilid 1 dan 4. Yang lain gak ada! HEHE. Instingku benar, kan. Ehe.
*Pentas Pasar Sore diselenggarakan di gedung Ismail Marzuki, Minggu, 8 November 2015. Waktunya aku masih belum tahu.
Sabtu. Sekolah. Ya, hari sabtu disuruh sekolah. Untung gak disuruh belajar.
Jadi aku mengikuti acara yang disebut Pasar Sore . Sejenis pentas seni bertema "kudusada" atau apa aku lupa, maafkan aku. Dari dulu Al-Fath memang selalu menyelenggarakan acara Pasar Sore setiap 2 tahun sekali. Gak tau kenapa disebut pasar sore, mungkin tempat acaranya bakal dipenuhi dengan berbagai makan layaknya pasar, kemudian dilaksanakannya sore-sore. Hm, bisa bisa.
Ini pertama kalinya aku ikutserta dalam acara ini. Yah, walaupun malas, tapi ini tahun terakhirku di Al-Fath, gak ada salahnya, lah, ngoba sekali-sekali. Takut nyesel.
Kenapa hari ini masuk? Ya untuk latihan. Ini gladi kotornya. Latihan bareng Al-Fath Cirendeu. untunglah mereka yang datang ke BSD. Kalau tidak... berarti, kita yang ke sana. Y.
Masuknya udah berasa kayak sekolah biasa, dateng jam 8, pulang jam 3 sore. Berhubung aku gak terlalu rajin, ditambah lagi tidur adalah kenyamanan yang luar biasa, aku bangun jam 8 pagi. Ya. Telat. Bodo. Amat. Bodo.
Awalnya udah kebangun sih jam 7, cuma tidur lagi. Aku lupa kalau hari ini ada latihan yang mengharuskan aku untuk datang ke sekolah. Pagi-pagi pula. Jadi tidur lagi. Sip. Mandi, sarapan. Sip. Akhirnya aku baru berangkat jam 9.
Untung sampai sana aku gak di tindas, hujat, caci maku, hina, keroyok, atau tindakan menyakitkan hati dan fisik lainnya. Untung.
Aku mencari-cari keberadaan temanku. Huh, rame sekali sih ini. Rasanya lebih rame dari sekolah pada hari biasa. Wau. Ternyata teman-temanku sudah pada kumpul dengan grup pentasannya masing-masing. Aku kan nanti akan tampil gamelan. Temanku ada yang tari Jawa, modern, udah sih itu aja. Kalau adik kelas sih lebih beraneka ragam lagi. Ada yang biola, teater, tari merak, udah sih.
Oke, gak berapa lama aku sampai, langsung dipanggil, gamelan BSD untuk bersiap di tempat masing masing, karena akan segera tampil. Aku bagian yang memainkan alat bernama jengglong. Ingat, jengglong, bukan jenglot. Jengglong adalah alat berbentuk.. piringan mirip bonang tetapi lebih besar. Gamelan BSD memainkannya bareng dengan perkusi BSD juga. Bagus kataku, meriah. Aku jadi ingin masuk perkusi juga, tapi gimana ya. GPP. Kami tampil ke-2 kalo gak salah, setelah vokal.
Baguslah masih di awal-awal. Ehe. Soalnya, biasanya penonton masih bersemangat dan serius ngeliatin pas masih awal-awal. Mulai pertengahan tuh udah rada gimana gitu. Mungkin ngantuk, kebelet mengeluarkan feses, kebelet ngerokok, laper, kedinginan, kepanasan, dll. Gak tau semua orang gitu, atau aku doang.
Tapi, untuk pentas kali ini, kalau aku yang jadi penontonnya, mungkin aku gak akan cepat bosan. Menurutku ini sudah bagus sekali. Di sini yang tampil tidak hanya murid, para guru juga ikut tampil. Itu digabung lho. Semua tampilan bagus sama rata. Musiknya jugang mendukung.
Latihan. Di lapangan. Di bawah teriknya sinar matahari. Untung aku gak pakai baju hitam, tapi pakai baju biru tua. Sama aja sih. Nih ya, keringatku kalau diperas mungkin akan membantu musibah kurangnya air di Afrika. Atau bisa bikin hujan untuk Riau. BANYAK. Tapi, asik. Beneran deh. Aku suka gamelan. Aku suka alat musik yang cara memainkannya tuh dipukul. Dulu aku ikut les piano sejak TK, hingga SD kelas 2 atau 3 gitu. Tapi, berhubung aku bosan dan tidak suka dan bosan dan memag tidak terlalu minat, akhirnya aku keluar. Aku sebenarnya dulu menyukai drum. Tapi entah mengapa dulu aku tidak diperbolehkan ikut les drum. Mungkin dulu masih terlalu kecil. Jadi gak bisa mukul. Ehe.
Yang tertulis selesai sampai jam 3, ini aku pulang jam 2 kurang. Karena bagian latihanku tidak ada lagi. Menurutku, latihan gamelan masih kurang. Terutama gongnya. Tidak terdengar karena memukulnya dengan ragu-ragu. Selebihnya sepertinya sudah bagus. Oh! Harusnya piringan jengglongku ada yang diganti. HARUSNYA. Tapi ini tidak diganti-ganti. Padahal suaranya sangat menyakitkan telinga dan hati dan pikiran. Makanya katika aku memukul di nada itu, aku tidak memukulnya dengan keras. Berisik. Mana lumayan banyak lagi yang pakai nada itu.
Untuk kostum, alhamdulillah dapat dari sekolah. Kebaya warna putih dengan bawahan rok batik. Yes. Gak perlu susah payah nyari atau beli. Padahal dipakai cuma sekali
Aku gak langsung pulang ke rumah, ke Teras Kota dulu untuk membeli komik Yotsuba, dan apa gitu yang menarik. Oke. Gak ada yang menarik. Mana aku kebelet BAB pula. Jadinya aku cuma membeli komik Yotsuba jilid 2 dan 3.
Tuh kan. Untung beberapa minggu lalu sudah kubeli jilid 1-nya, karena hari ini sudah tidak ada! Assassination Classroom juga cuma ada jilid 1 dan 4. Yang lain gak ada! HEHE. Instingku benar, kan. Ehe.
*Pentas Pasar Sore diselenggarakan di gedung Ismail Marzuki, Minggu, 8 November 2015. Waktunya aku masih belum tahu.
Komentar
Posting Komentar